Apa yang Anda bayangkan ketika membaca sebuah buku motivasi? Berharap
menemukan kalimat yang bertabur kata-kata mengesankan, sarat dengan
penuturan dari sang pemberi motivasi? Lantas bagaimana dengan sebuah
buku biografi yang cenderung meletihkan untuk dibaca? Kali ini,
Alberthiene Endah akan mengantarkan pembaca untuk menyelami kehidupan
seorang Merry Riana dengan tutur kata yang mengalir lancar dan tidak
terkesan sebagai sebuah bacaan berat. Perempuan yang akrab disapa AE ini
tidak sekedar mengisahkan perjuangan hidup yang menggugah dari seorang
mahasiswa berkantong pas-pasan yang menimba ilmu di Nanyang Technology University (NTU), Singapura. Namun, AE juga berhasil memanifestasikan nilai-nilai kehidupan menjadi ramuan ampuh untuk menuju kesuksesan.
Merry Riana, sosok perempuan yang sukses menjadi miliuner dengan
pendapatan lebih dari satu juta dolar di usia 26 tahun ini menjadi sosok
yang menginspirasi. Pengusaha yang juga penulis buku best seller ‘A Gift from a Friend’,
serta motivator yang dinamis ini menorehkan begitu banyak jurus
kesuksesan berlandaskan pengalaman hidup yang dijalaninya. Namun, siapa
sangka ternyata putri sulung berdarah tionghoa dari pasangan Ir. Suanto
Sosrosaputro dan Lynda Sanian ini harus merasakan pahit getir kehidupan
saat tragedi tahun 1998 di Indonesia. Keadaan yang mencekam saat itu
membuat orangtua Merry khawatir dan nekat mengirim putri sulungnya itu
ke Singapura dengan uang pas-pasan, serta berbekal uang pinjaman dari
Development Bank of Singapore sejumlah 300 juta rupiah dalam kurs dolar
Singapura. Dengan biaya finansial seadanya serta kemampuan bahasa
inggris yang terbilang kurang, Merry harus rela meninggalkan tanah Ibu
Pertiwi dan mengarungi masa perkuliahan yang menegangkan di negeri
tetangga. Peristiwa Mei 1998 memang menorehkan jejak luka batin yang
mendalam bagi banyak kalangan, termasuk Merry yang kala itu harus
memupuskan keinginannya untuk menjalani pendidikan di Universitas
Trisakti.
Setelah dipotong untuk biaya kuliah, biaya hidup,
buku-buku, dan kebutuhan lainnya, Merry harus berjuang hidup dengan
biaya hanya 10 dolar seminggu. Bayangkan uang sepuluh dolar selama tujuh
hari dengan perbandingan harga sepiring nasi goreng dalam satu kali
makan yang harganya dua dolar. Bisa Anda terka bukan bagaimana Merry
harus melakukan pengiritan ekstra keras untuk tetap bertahan hidup.
Pertemuannya dengan Alva Tjenderajasa, salah satu mahasiswa teknik Mesin
di NTU yang juga berasal dari Indonesia menjadi sebuah penyeimbang baru
di tengah kesulitan yang dihadapi Merry. Keduanya adalah perpaduan
mengesankan sebagai partner yang saling melengkapi dalam perjuangannya
membentuk masa depan.
AE menggiring pembaca untuk benar-benar
menyelami kehidupan Merry saat terjebak pada kegagalan demi kegagalan
mencari tambahan penghasilan, bekerja sebagai pembagi brosur, penjaga
bunga hingga pelayan banquet saat pesta di ballroom hotel mewah. Tidak
hanya itu, pupusnya harapan Merry dan Alva juga terjadi saat saat ingin
mencari peluang lewat bisnis penjilidan skripsi, hingga batalnya
kesempatan untuk menjadi distributor salah satu produk kesehatan,
padahal sudah mengeluarkan biaya hingga 2250 dolar (sekitar 16 juta
rupiah). Bisnis jual beli saham pun harus menelan kerugian mencapai
10.000 dolar (sekitar 70 juta rupiah). Kegagalan demi kegagalan tidak
sungkan mampir dalam kehidupan Merry, namun sosok ini selalu mampu
menjadikan kegagalan sebagai ruang bagi aktualisasi diri yang lebih
baik. Dalam keadaan yang sulit, ia selalu berusaha menciptakan peluang.
AE
menyisipkan kekuatan Merry dalam berbagai untaian kata yang
menginspirasi tanpa bernada menggurui. Ada jalinan kata yang tidak
kering karena AE menceritakannya lewat sinergi kehidupan dari pengalaman
nyata Merry Riana. Di balik itu, Merry mampu menjembatani semua
kesengsaraan yang dialaminya menuju lautan kesuksesan, ia membuat banyak
mata menatap ke arahnya dan percaya bahwa tekad serta keberanian yang
gigih akan membuat apa yang selama ini diimpikan tidak akan pernah
mustahil. Kreativitas, kerja keras dan mental yang kuat menjadi sebuah
ramuan yang mampu menciptakan kesuksesan di tengah perjuangan yang
begitu sulit.
Judul buku: Mimpi Sejuta Dolar
Penulis: Alberthiene Endah
Halaman: 388
Terbit: September 2011
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
Harga: Rp 63.000
Sumber : http://gramedia.tumblr.com/post/15769988466/resensi-pilihan-mimpi-sejuta-dolar-merry-riana
Tidak ada komentar:
Posting Komentar