Sudah sekian lama para saintis kebingungan tentang bagaimana
sebuah piramid yang merupakan salah satu bangunan ajaib di dunia ini dibina.
Terdapat berbagai teori yang dikemukakan untuk mengetahui teknologi yang
digunakan dalam pembangunan piramid ini karena teknologi untuk mengangkat
batu-batuan besar yang beratnya mencapai ribuan kilogram ke puncak bangunan
belum memungkinkan di zamannya. Apakah rahasia di sebalik pembangunan piramid
ini ?
Harian Amerika Times edisi 1 Disember 2006, telah menyiarkan
satu berita saintifis yang mengabarkan bahwa Firaun telah menggunakan tanah
liat untuk membangun piramid. Menurut kajian tersebut, disebutkan bahwa batu
yang digunakan untuk membuat piramid adalah dari tanah liat yang dipanaskan
sehingga membentuk batuan keras yang sukar dibedakan dengan batu asalnya.
Al-Quran Telahpun Mempunyai informasi :
Jika dikaji lebih mendalam, ternyata Al-Quran telah
menjelaskan perkara ini 1400 tahun silam sebelum kajian saintifik dijalankan.
Perhatikan sebuah ayat Al Quran yang berikut:
وَقَالَ فِرْعَوْنُ يَا أَيُّهَا الْمَلَأُ مَا عَلِمْتُ لَكُمْ مِنْ إِلَهٍ غَيْرِي فَأَوْقِدْ لِي يَا هَامَانُ عَلَى الطِّينِ فَاجْعَلْ لِي صَرْحًا لَعَلِّي أَطَّلِعُ إِلَى إِلَهِ مُوسَى وَإِنِّي لَأَظُنُّهُ مِنَ الْكَاذِبِينَ
“Dan berkata Fir’aun: ‘Hai pembesar kaumku, aku tidak
mengetahui Tuhan bagimu selain aku. Maka bakarlah Hai Haman untukku TANAH LIAT
kemudian buatkanlah untukku bangunan yang tinggi supaya aku dapat naik melihat
Tuhan Musa, dan sesungguhnya aku benar-benar yakin bahwa Dia dari orang-orang
pendusta.” (Al-Qasas: 38)
Para saintis mengatakan bahwa Firaun mahir di dalam bidang
ilmu kimia dalam memproses tanah liat sehingga menjadi batu. Teknik yang mereka
gunakan adalah sangat misteri jika dilihat dari spesifikasi batu yang mereka
tinggalkan.
Profesor Gilles Hug, dan Dr. Michel Barsoum menegaskan
bahawa Piramid yang paling besar di Giza, dibuat dari dua jenis batuan yang
terdiri dari batu asli dan batu-batu yang dibuat secara manual hasil dari
olahan tanah liat.
Gilles Hug (duduk kiri) dan Dr. Michel Barsoum (berdiri)
Artikel kajian yang diterbitkan oleh majalah “Journal of the
American Ceramic Society” menegaskan bahwa Firaun menggunakan tanah jenis
slurry untuk membina monumen yang tinggi, termasuk piramid. Karena tidak
mungkin bagi seseorang untuk mengangkat batu berat ribuan kilogram. Sebaliknya
pada dasar piramid, Firaun menggunakan batu asli.
Lumpur tersebut merupakan campuran lumpur kapur yang
dipanaskan dengan air garam dan ini akan menghasilkan terbentuknya campuran
tanah liat. Kemudian olahan itu dituangkan ke dalam tempat yang disediakan di
dinding piramid. Ringkasnya lumpur yang sudah diaduk mengikut ukuran yang
dikehendaki tersebut dibakar, lalu diletakkan di tempat yang sudah disediakan
di dinding piramid.
Profesor Davidovits
Profesor Davidovits telah mengambil sampel batu piramid yang
terbesar untuk dilakukan analisis dengan menggunakan mikroskop elektron
terhadap batu tersebut. Hasilnya, Davidovits menegaskan bahwa batu itu
diperbuat dari lumpur. Selama ini, tanpa penggunaan mikroskop elektron, ahli
geologi belum mampu untuk membedakan antara batu alam dengan batu buatan
manusia.
Sebelumnya, seorang saintis Belgium, Guy Demortier, telah
bertahun-tahun mencari jawaban dari pembuatan batu besar di puncak-puncak
piramid. Guy Demortier berkata, “Setelah bertahun-tahun melakukan penyelidikan
dan kajian, sekarang barulah saya yakin bahwa piramid yang terletak di Mesir
diperbuat dengan menggunakan tanah liat.”
Piramid Bosnia
Penemuan oleh Dr Perancis Joseph Davidovits ini adalah hasil
kajian yang memakan masa kira-kira dua puluh tahun. Sebuah kajian yang begitu
lama terhadap piramid Bosnia, “Piramid Matahari” dan menjelaskan bahwa
batu-batunya diperbuat dari tanah liat. Ini memperkuatkan lagi bahwa kaedah ini
tersebar luas di masa lalu.
Gambar di atas menunjukkan kaedah tuangan batu berasal dari
tanah liat telah dikenali sejak ribuan tahun yang lalu dalam teknologi yang
berbeda baik Roma ataupun Firaun.
Bukti-bukti dari kajian menunjukkan kepada kita semua bahwa
bangunan - bangunan raksasa, patung-patung raksasa dan tiang-tiang yang ditemui
dalam teknologi canggih zaman dahulu, juga dibuat dari tanah liat. Al-Quran
adalah kitab pertama yang menjelaskan rahasia bangunan piramid, bukan para
Ilmuwan Amerika, maupun Perancis.
Kita tahu bahwa Nabi saw tidak pernah pergi ke Mesir dan
tidak pernah melihat piramid, bahkan mungkin tidak pernah mendengar tentangnya.
Kisah Firaun, terjadi sebelum masa hidupnya Nabi saw ribuan tahun yang lalu,
dan tidak ada satu pun di muka bumi ini pada masa itu yang mengetahui tentang
rahasia piramid. Sebelum ini, para saintis tidak pasti bahwa Firaun menggunakan
tanah liat yang dipanaskan untuk membina monumen tinggi kecuali beberapa tahun
kebelakangan ini.
Ajaib, 1400 tahun yang lampau, Nabi Muhammad saw, beratus
tahun selepas berakhirnya Dinasti Firaun memberitahu bahwa Firaun membina
monumen yang kini dikenali sebagai Piramid menggunakan tanah liat.
Kenyataan ini sangat jelas dan kuat untuk membuktikan bahwa
Nabi Muhammad saw tidaklah berbicara mengikut hawa nafsunya melainkan petunjuk
dari Allah swt yang menciptakan Firaun dan menenggelamkannya, dan Dia pula yang
menyelamatkan nabi Musa. Dan Dia pula yang memberitahu kepada Nabi terakhir-Nya
akan hakikat ilmiah ini, dan ayat ini menjadi saksi kebenaran kenabiannya di
kemudian hari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar