DEAR GALILEO
DETAIL
Director : Nithiwat Tharathorn
Release : 2009
CAST
Chautima Theepanarth as Cherry
Jarinporn Junkiet as Noon
Ray MacDonald as Tum
==== PART 1 ====
dua orang wanita bernama Cherry dan Noon sedang mengamati seseorang yang sedang bermain bugee jumping.
"Cherry, kenapa kau membawaku kesini?" tanya Nonn ngeri. Cherry hanya tersenyum.
Noon yang melihat seorang pria ketakutan dan urung untuk bermain bugee jumping, menjadi ikut-ikutan merasa takut.
Cherry menyombongkan dirinya pada Noon kalau dia akan melakukan lompatan sampai 3 kali.
ponsel Noon berbunyi, Cherry bertanya apakah Noon membawa ponsel. Noon
mengecek ponselnya yang ternyata mendapat panggilan telepon sebanyak 5
kali. sebenarnya Noon tahu kalau ia mendapatkan telepon, tapi ia
berusaha untuk mengacuhkannya.
"siapa? apakah itu Tum?" tanya Cherry.
"aku mencoba bertahan untuk tidak mengangkatnya!! tapi, kau ingin tahu
apa itu dia.." protes Noon. "aku menghapus namanya dari daftar, sehingga
aku bisa mengacuhkan panggilanya." lanjut Noon.
"kau mulai lagi!! cinta itu tidak bisa diobati, cinta selalu datang dan pergi." sahut Cherry. Noon menatap Cherry kesal.
"tapi kali ini berbeda!!" seru Noon.
FLASBACK
Noon sedang bersama Tum, kekasihnya. mereka sedang bertengkar karena Tum
tidak mau pergi kepantai untuk merayakan hari jadian mereka.
"kenapa kau tidak mau pergi?" tanya Noon pada Tum.
"aku tidak bilang tidak mau pergi." jawab Tum.
muncul scene kenangan mereka berdua. bersenang-senang, dipantai. makan kue tart bersama.
"hanya saja... kenapa kepantai lagi.." lanjut Tum.
"itu artinya kau tidak mau pergi!!" teriak Noon kesal. "kau tahu, kau sudah berubah!" lanjut Noon marah.
"pertama kali aku mengenalmu, kau tidak bersikap seperti ini..." ucap Tum.
"lalu seperti apa? sekarang, apa yang harus kulakukan?" tanya Noon kesal.
"sebelum kau bisa mengurus dirimu sendiri, kau bisa pergi kemanapun
sendirian. lalu kau mengikutiku seperti kita adalah orang kembar. kau
ada dimanapun aku berada. saat kau pergi kesuatu tempat, kau juga selalu
memaksaku untuk pergi juga. Noon, apa kau masih ingat mengenai cerita
two circles?" ucap Tum.
saat dipantai, mereka menggambar dipasir pantai membentuk dua lingkarang
yang saling terhubung, ini adalah kenangan mereka saat bersama-sama.
"aku pikir, kau sudah melewati batas itu..." seru Tum.
"jika itu yang kau pikirkan, sebaiknya kita putus!!" sahut Noon marah.
"itu mungkin adalah jalan yang terbaik." ucap Tum.
Cherry dan Noon bersiap-siap untuk melompat. mereka menatap kebawah dan sedikit ngeri.
"apa kau sudah memastikan tali ini tidak akan putus?" tanya Noon khawatir.
"apa kau takut?" tanya Cherry.
"kau tidak takut?" tanya Noon balik.
"tentu saja tidak!!" jawab CHerry yakin. "tapi jika kita bisa melakukan
sesuatu yang menakutkan, kita tidak akan takut pada apapun." ucap
Cherry.
"kau berbicara seperti bualan bagiku!!" sahut Noon.
"aku ingin bekerja, lalu menabung dan pergi bertraveling. bibiku tinggal
dilondon. aku sudah menghubunginya, dia mungkin bisa membantu." ucap
Cherry.
"bagaimana dengan kuliahmu?" tanya Noon.
"jangan khawatir, kita akan memahaminya jika sudah saatnya. apa kau mau pergi bersamaku?" seru Cherry.
"bagaimana kita bisa hidup disana?" tanya Noon.
"entahlah.. aku pikir, kita akan bersenang-senang sekali seumur hidup.
London... Paris... Vanice... Big Ben... menara Eiffel... Stone Hedge..."
ucap Cherry bersemangat.
"Gondola...!!" sahut Noon lalu tersenyum lebar.
"menara Pizza!!" seru Cherry. mereka tertawa bersama.
"kita tidak akan melewatkannya kan?" seru Noon bersemangat. Cherry mengangguk mengiyakan.
mereka berdua lalu melompat bersama.
Dirumah, Cherry merobek kertas yang berhubungan dengan kuliahnya.
sedangkan Noon sedang memandangi foto-fotonya saat masih bersama Tum. ia mengambil salah satu foto, lalu merobek foto itu.
mereka berdua masing-masing membuang kenangan-kenangan mereka. Cherry
membuang semua perlengkapan mendesainnya bahkan ia membuang piagamnya,
sedangkan Noon membuang semua barang-barang yang berhubungan dengan Tum.
keesokannya dirumah Cherry....
Cherry mendatangi ayahnya yang sedang mencuci baju sendiri.
"ayah, kenapa Angoon tidak membantumu?" tanya Cherry.
Cherry lalu memanggil-manggil nama adiknya namun tidak ada jawaban. Cherry menawarkan diri untuk membantu ayah.
"kenapa tidak menggunakan mesin cuci saja?" tanya Cherry.
"lebih bersih dicuci dengan tangan. tidak bisa dibandingkan dengan mesin cuci." jawab ayah.
"katakan saja, ayah tidak bisa menggunakannya..." ledek Cherry.
ayah menyuruh Cherry untuk tidak usah membantunya. ayah menyurhuh Cherry untuk sarapan karena sudah disiapkan ayah dimeja.
"ayah... aku akan menunda kuliahku 1 tahun. aku ingin bekerja, menabung
dan pergi traveling ke eropa bersama Noon. aku tidak tahu berapa lama...
mungkin, beberapa bulan disana." ucap Cherry.
"lalu bagaimana dengan kuliahmu?" tanya ayah seraya menjemur pakaian.
"jika disana aku beruntung, aku mungkin akan tinggal disana lebih lama." jawab Cherry.
ayah hanya diam saja. ia menaruh jemurannya didekat AC, agar jemurannya cepat kering.
dirumahnya, Noon berusaha meminta ijin dari ayahnya.
"bagaimana kau tidak bisa memahami kami? apa kau pernah berpikir ayah dan ibumu akan mengkhawatirkanmu?" teriak ayah marah.
"aku tahu itu.. tapi aku pergi bersama Cherry!!" seru Noon.
"karena itu aku khawatir!! hanya ada dua orang wanita, bagaimana kau bisa menjaga diri?" bentak ayah.
ayah tidak memberikan ijin pada Noon. Noon berjanji kalau ia tidak akan
membuat masalah, ia juga berjanji tidak akan menyusahkan dirinya
sendiri. tapi ayah masih tetap tidak mengijinkan Noon untuk pergi.
"aku akan pergi!!" teriak Noon.
Cherry dan Noon sudah ada dibandara. mereka bersiap-siap untuk pergi.
Noon memberikan ucapan perpisahan pada teman-temannya. setelah itu ia pergi mendekati Cherry dan keluarganya.
ayah dan Angoon adik Cherry mengantar kepergian Cherry dibandara.
mereka saling mengucapkan kata perpisahan. Cherry membawa adiknya sedikit jauh dari ayahnya untuk bicara berdua sebentar.
"anda tidak perlu cemas, jika sudah tiba waktunya, aku akan membawanya
pulang!!" ucap Noon pada ayah Cherry. ayah mengangguk mengerti.
"jangan terlalu sering bersama teman-temanmu!! biasakan selalu bersama
ayahmu... dan jangan bermain video games terlalu lama, mengerti?" seru
Cherry menasehati adiknya. Angoon mengangguk mengerti.
diam-diam tanpa sepengetahuan ayahnya, Angoon memberikan bungkusan kecil
pada Cherry. ia memberikan sebuah kode pada Cherry untuk diam tidak
mengatakan pada ayahnya.
Noon, ijin untuk masuk kepesawat duluan. Cherry berpamitan dengan ayahnya.
"aku tidak bisa meneleponmu sesering mungkin.." ucap Cherry lalu pamit pergi.
sebelum meninggalkan ayahnya, Cherry menyempatkan dirinya untuk memeluk ayahnya.
didalam pesawat, Cherry membuka bingkisan kecil dari adiknya, ternyata adiknya memberinya sebuah memory card.
Cherry segera mengambil handycamnya lalu memasang memory itu.
didalam memory itu, terekam sebuah rekaman video ayah untuk Cherry.
ini ayah.. sekarang, kau pergi untuk waktu yang lama. aku... ingin
mengatakan sesuatu padamu. aku ingin mengatakan untuk...
berhati-hatilah. mungkin kau bisa saja sakit. berpakaian yang hangat
saat berpergian. pakai selimut yang hangat ketika kau tidur. jagalah
Noon, juga dirimu sendiri. jangan terlalu banyak berpikir.
Cherry merasa sedih mendengar pesan dari ayahnya. ia menatap keluar jendela dan mengingat kenangan saat kuliah.
FLASHBACK
Cherry mendapatkan penghargaan atas prestasinya. ia sangat gembira
menerima itu. ia menunjukkan pialanya pada ayahnya sambil tersenyum
gembira. ayah tersenyum senang dibangku penonton.
Cherry beserta ayah dan adiknya berfoto bersama. Cherry menyombongkan piala yang didapatnya pada adiknya.
suatu hari, Cherry dimarahi oleh dosennya, hingga nilainya yang semula A menjadi F.
"apakah anda tidak bermaksud untuk mengakhiri hukumanku?" tanya Cherry
marah. "aku hanya membutuhkan persetujuan untuk menggunakan ruang
desain. karena kau tidak datang, siapapun bisa menandatangani
persetujuan itu!! lagipula, aku mendapat ijin menggunakan ruangan itu."
lanjut Cherry.
"ini bukan masalah menggunakan atau tidak menggunakan ruangan. tapi ini
tentang kau yang memalsukan tanda tanganku!! apa kau tidak mengerti?"
ucap Dosen itu kesal.
"karena kau tidak datang, itu bukan kesalahanmu, itu kesalahanku!!" ucap Cherry kesal.
Cherry keluar dari ruang dosen dengan marah. ia menuju ke ruangdesain dan duduk sendirian.
FLASHBACK END
mereka akhirnya sudah sampai di London. mereka melihat sekeliling, untuk
mencari keberadaan bibi Cherry yang mengatakan akan menjemput mereka.
tapi, sosok yang mereka cari tidak ada.
"kau bilang pada bibimu tanggalnya benar, kan?" tanya Noon cemas.
"iya!!" jawab Cherry yakin.
"waktu thailand atau waktu inggris saat kau bilang padanya?" tanya Noon lagi. Cheery melihat kearah Noon dengan cemas.
Cherry mencoba menelepon bibinya lewat telepon umum dibandara, tapi bibinya tidak mengangkat telepon.
"kita pergi sendiri saja!!" seru Cherry megajak Noon untuk pergi mencari rumah bibinya.
"bagaimana caranya?" tanya Noon.
Cherry menggelar peta dilantai bandara, sedangkan Noon duduk menunggu.
Noon melihat sekeliling dan sedikit cemas, ia malu dengan sikap Cherry
yang mendapat perhatian dari orang-orang yang lewat.
"Cherry, apa kau tidak malu?" bisik Noon pelan.
"tidak ada yang mengenal kita!!" jawab Cherry cuek.
"apakah kita tidak bertanya saja?" seru Cherry.
"peta ini akan memberitahu kita. kita harus menyembunyikan pada
orang-orang jangan sampai mereka tahu kalau kita tersesat!" seru Cherry.
"dengan caramu seperti ini, mereka sudah tahu kalau kita tersesat!!" seru Noon kesal.
Noon dan Cheery naik kereta menuju ketempat bibinya Cherry. didalam
kereta, Cherry membuka petanya untuk mencari tempat tujuan mereka. Noon
membantu Cheery memegang peta.
setelah turun dari kereta, mereka berlari sambil menenteng koper
masing-masing. Cherry sempat terpeleset hingga terjatuh. Noon tertawa
melihat Cherry jatuh, ia mendatangi Cherry dan mereka tertawa
bersama-sama.
saat mereka keluar dari stasiun bawah tanah, mereka terkejut melihat
pemandangan kota london yang ada disekitar mereka sangat indah.
sesampainya di komplek rumah bibinya, Cherry menghitung setiap nomor rumah untuk mencocokkan nomor rumah bibinya.
"31.. 32.. 33..." ucap Cherry menghitung.
tapi nomor rumah bibinya tidak ada.
"dimana nomor 37?" tanya Cherry yang kelelahan.
tidak lama kemuadian, Cherry melihat bibinya keluar dari rumah sambil menenteng sebuah koper.
Cherry memanggil bibinya itu. bibi Cherry menangis dan memeluk Cherry.
"ada apa denganmu?" tanya Cherry.
"aku harus pulang sekarang!!" seru bibi Cherry.
"mau kemana kau?" tanya Cherry.
bibi Cheery masuk ketaxi yang sudah menunggunya.
"Pee Jai... bagaimana dengan kita?" tanya Cherry bingung.
"ada catatan dilemari, lihat saja!!" seru bibinya Cherry.
taxinya pun pergi meninggalkan Cherry dan Noon.
Cherry dan Noon masuk ke rumah Pee jai. Cherry menghidupkan lampu.
keadaan rumah bibinya sangat berantakan dan kotor. Noon merasa tidak
nyaman dengan rumah itu.
Cherry melihat sebuah cacatan yang ditinggalkan bibinya. Cherry
memberitahu Noon kalau Pee Jai memberi mereka alamat restaurant
tahailand yang mungkin bisa memberi mereka pekerjaan saat tinggal
disitu. bibi Pee Jai juga memberitahu mereka kalau setiap akhir pekan,
Howard si pemilik rumah akan datang untuk menagih uang sewa.
"kenapa kita harus mematikan lampu sebelum menggunakan microwave?" tanya Noon heran saat membaca pesan terakhir Pee Jai.
Cherry dan Noon berada dipinggir sungai yang dekat dengan Big Ben.
"London... kami datang...!!!" teriak Cherry senang.
"aku juga!!" teriak Noon. mereka melambaikan tangan pada menara Big Ben.
Cherry dan Noon mendokumentasikan apa yang mereka lakukan menggunakan
handicam. mereka pergi ke London Eye, menikmati festival, berbelanja,
berfoto dengan penduduk asli London, mengunjungi Tower Bridge.
Cherry menaruh handicamnya ditanah, ia dan Noon lalu bergaya seperti
layaknya seorang model dan berjalan melewati handicamnya. mereka berdua
sungguh melewati waktu dengan bersenang-senang.
Cherry dan Noon mencoba peruntungan mereka melamar kerja direstaurant pertama yang sudah diberitahu oleh bibi mereka.
pemilik restaurant memberitahu syarat-syarat untuk bekerja direstaurantnya.
"masuk kerja 5 hari dalam seminggu, dari jam 3 sampai jam 11." ucap pemilik resto.
"iya!" seru Cherry dan Noon bersamaan.
"kau libur pada hari senin dan selasa. 30 Pounds sehari, dan tidak ada
uang tip. aku akan memberi kotak makan malam setiap harinya." ucap
pemilik resto. Cherry dan Noon mengangguk mengerti. "dimulai besok. kau
bisa menggantikan Jai, apa bisa?" lanjut pemilik resto.
"iya!" jawab mereka berdua.
tapi pemilik resto mengatakan kalau dia hanya membutuhkan satu orang
saja. karena kemarin dia sudah merekrut orang. Noon dan Cherry saling
memandang.
"Noon, kau ambil pekerjaan ini. aku akan mencari pekerjaan yang lain." seru Cherry pada Noon. Noon tersenyum seraya mengangguk.
Cherry mencoret daftar resto yang sudah dikunjungi namun tidak
menerimanya. Noon menemani Cherry untuk mencari resto yang terakhir yg
belum mereka kunjungi.
Cherry dan Noon bingung dengan letak restaurant itu. Noon mencoba bertanya pada orang yang lewat.
"mister..mister..!! dou you know thai restaurant with the name 'Thai restauant'?" tanya Noon dengan bahasa inggris.
lelaki itu menunjuk arah restaurant yang dimaksud Noon, dan kebetulan juga, ia juga akan pergi kerestaurant itu.
"Hey... kita beruntung!! kebetulan mereka juga akan pergi kesana!!" seru Noon pada Cherry.
mereka akhirnya sampai kerestaurant yang mereka cari. Cherry dan Noon
menyapa pemilik restaurant. pemilik restaurant mengajak mereka bicara
didapur.
pemilik restaurant memperhatikan penampilan Cherry dan Noon.
"telat, uangmu akan dipotong. lupa mengucapkan salam (sawadee), uangmu
dipotong. menumpahkan air, uangmu dipotong. memecahkan piring, uangmu
dipotong. tidak tersenyum, uangmu dipotong. kalian masih ingin pekerjaan
ini?" tanya pemilik dengan juteknya.
"iya!!" seru Cherry.
tiba-tiba seseorang berteriak 'HOME DOWN'. dan para karyawan restaurant
itu ketakutan. mereka semua berlarian kebelakang restaurant. Cherry dan
Noon kebingungan. seorang pria tua menarik mereka dan mengajak berlari
untuk bersembunyi.
dua orang pria masuk kedalam dapur. mereka adalah orang-orang yang
menunjukkan tempat dimana letak restaurant thai saat Noon bertanya.
Noon, Cherry dan beberapa karyawan restaurant bersembunyi dibalik pagar didepan restaurant.
beberapa saat kemudian, dua orang pria yang mencurigakan itu sudah meninggalkan thai restaurant.
Cherry dan Noon duduk berhadapan dengan pria tua yang tadi menarik mereka dan mengajak untuk bersembunyi.
"apa kau tidak apa-apa?" tanya pria tua itu sedikit cemas melihat Noon
yang memijit kakinya. "jang berdiri saja di dapur, kau nanti bisa
tertangkap!" lanjutnya. Noon mengangguk.
pria tua itu menanyakan apa mereka pegawai baru direstaurant ini. Cherry
mengatakan kalau ia akan mulai bekerja direstaurant dua hari lagi.
"jika kau belum bekerja disini, kenapa kau tadi lari?" tanya pria tua itu.
"bukannya paman yang memaksaku tadi!!" sahut Cherry.
"hey... panggil aku Pee. Pee!! (kakak)" seru pria tua itu. "semua yang
bekerja direstaurant ini, kita menjadi bersaudara!" lanjutnya.
Noon dan Cherry mempertanyakan apa itu Home Down.
"home yang dimaksud adalah petugas imigrasi. ingatla selalu kata 'Home Down'." ucap Pee Tom menjelaskan.
Pee menyuruh mereka untuk tidak perlu memikirkan artinya, yang
terpenting saat mendengar kata itu, mereka cukup berlari dan
bersembunyi. Cherry dan Noon termenung mendengar penjelasan Pee Tom.
tiba-tiba Pee Tom berteriak "Home Down". dengan seketika Cherry dan Noon berlari untuk bersembunyi.
"seperti ini??" teriak Cherry dan Noon bersamaan, seraya mengintip dari
balik dinding. Pee tersenyum dan mengacungkan dua jempolnya.
Noon dan Cherry mulai bekerja direstaurant tempat bekerja masing-masing.
Noon bekerja dengan sangat baik, ia selalu tersenyum dan sangat ramah kepada para pengunjung restaurant.
sedangkan Cherry, ia bekerja dengan santai dan tanpa senyum. bahkan ia terlihat bermalas-malasan saat membersihkan toilet.
Cherry menjalani hidupnya dengan tidak bersemangat, berbeda dengan Noon yang sangat ceria menjalani hari-harinya.
Cherry menelepon rumahnya menggunakan telepon restaurant. Cherry
menanyakan kabar ayah pada adiknya yang mengangkat telepon. Angoon
mengatakan kalau ayah selalu mengeluh semenjak kepergian Cherry, bahkan
ia malas mencuci baju lagi. Angoon memesan baju Jersey Liverpool no.9
dengan nama Torres pada Cherry untuk oleh-oleh saat kembali.
dirumah, Cherry mencuci baju dan ia menjemur baju dalamnya diatas
pemanas ruangan. Noon mengeluh dengan sikap Cherry yang tidak rapi.
"apa-apaan itu?" teriak Noon protes.
"oh.. biar lebih cepat kering!" jawab Cherry santai.
"tapi, itu sangat tidak enak dilihat!!" protes Noon.
"semua melakukan ini.." sahut Cherry.
"semua siapa?" tanya Noon kesal. Cherry hanya tersenyum simpul. Noon semakin kesal melihatnya.
Noon mengoleskan cairan masker diwajahnya. Cherry menawarkan untuk makan bersama. Noon mengangguk setuju.
Noon mengajak Cherry untuk berlibur besok. tapi Cherry tidak mau. Noon memaksa Cherry untuk ikut berlibur bersamanya.
"aku tidak punya uang!!" seru Cherry.
Noon berakting seperti hantu dan menggoda Cherry dengan mengatakan kalau
ia yang akan mentraktir liburan besok. Cherry tersenyum geli, ia meniup
masker diwajah Noon.
keesokan harinya, mereka berlibur dengan naik kereta. Cherry dan Noon sangat menikmati pemandangan saat perjalanan.
mereka menuju kesuatu tempat, yaitu kesebuah hutan yang sangat indah dengan sebuah jembatan tua dengan sungai kecil dibawahnya.
Noon menunjukkan dua buah ranting kecil pada Cherry. yang satu sedikit
panjang, dan yang satunya lagi pendek. ia memberikan ranting yang pendek
pada Cherry, dan menyuruhnya untuk menjatuhkannya ke air bersamaan.
"jika punyamu lebih dulu melewati jembatan ini, kau menang!" ucap Noon menjelaskan.
"idiot!!" sahut Cherry.
Cherry tidak mau menuruti permainan bodoh Noon.
"kita harus bermain, kita ada dihutan yang luasnya 100 hektar! bila tidak, itu artinya kita tidak pernah kesini" seru Noon.
Cherry akhirnya menuruti kemauan Noon. dan mereka menjatuhkan ranting itu sama-sama.
Noon berlari kejembatan sebelah untuk melihat ranting siapa yang lebih
dulu sampai. dan ternyata ranting milik Cherrylah yang lebih dulu
terlihat.
"kau yang menang!" gerutu Noon.
"tentu saja, punyaku lebih ringan jadi lebih cepat!" ucap Cherry.
Noon menanyakan pendapat Cherry apakah Tum mantan kekasihnya sedang merindukannya saat ini. Cherry menjawab tidak tahu.
"apa kau masih merindukannya?" tanya Cherry.
"omong kosong!!" teriak Noon berbohong.
Cherry ingin membuktikan apakah Noon berbohong atau tidak. ia mengambil
dua buah batu dengan berat yang tidak sama. ia memberi satu batu pada
Noon.
Cherry mengatakan pada Noon apabila dua batu itu mengenai air secara
bersamaan, itu artinya Tum masih merindukan Noon dan apabila tidak
bersamaan, itu berarti Tum sudah melupakan Noon. Cherry menghibur Noon
untuk mencari kekasih lagi jika batu itu jatuh tidak bersamaan.
Noon memprotes teori Cherry karena batu itu berbeda ukuran, mana bisa jatuh secara bersamaan.
"teori menjelaskan kalau itu bisa." ucap Cherry.
"siapa yang bilang?" tanya Noon.
"Galileo yang bilang" jawab Cherry. "jika kau menjatuhkan materi yang
sama dari ketinggian yang sama, walaupun beratnya berbeda, mereka akan
jatuh secara bersamaan." lanjutnya menjelaskan.
Cherry memaksa Noon untuk menuruti apa yang ia minta. Noon dengan pasrah
menuruti apa yang dikatakan Cherry. mereka bersama-sama merentangkan
batu itu diatas aliran sungai. Cherry menghitung sampai 3 dan mereka
menjatuhkan batu bersamaan.
Cherry beseru kalau batunya tidak jatuh bersamaan, jadi itu artinya Tum
sudah melupakan Noon. Noon sedikit terlihat kecewa, tapi ia berusaha
menutupi perasaannya dengan mengatakan kalau ia tidak peduli.
"benarkah...?" tanya Cherry menggoda. Noon terlihat kesal.
Noon mengambil dua batu dan memberikan satu pada Cherry. mereka merentangkan batu itu sejajar diatas aliran sungai.
"dear galileo, suara tadi malam... Cherry buang angin, kan!" ucap Noon.
mereka lalu menjatuhkan batu bersamaan. dan hasilnya, batu jatuh kesungai bersamaan.
"kau kentut!!" seru Noon pada Cherry.
Cherry membalas, ia lalu mengambil batu.
"dear galileo, Noon menangis tadi malam merindukan rumahnya lagi." ucap Cherry.
dan hasilnya tidak jatuh bersamaan. Noon berteriak senang melihat hasilnya.
mereka lalu saling bermain permainan menjatuhkan batu dear galileo degan pertanyaan-pertanyaan yang lucu.
Noon : "dear galileo, buatlah agar Cherry tidak akan berkata buruk lagi"
dan hasilnya batu tidak jatuh bersamaan.
kembali ke waktu kerja, Cherry bertengkar dengan wanita tua pengunjung
restaurant. Cherry kesal karena wanita tua itu membatalkan pesanan
begitu saja sedangkan makanan yang di pesan sudah dimasak. semua
pengunjung memperhatikan pertengkaran mereka.
"kasar sekali!! ingat!! aku pelanggan!!" seru wanita tua itu.
"kau sudah memesannya, jadi kau harus memakannya!" sahut Cherry marah.
"baiklah.. supaya kau senang!" seru pelanggan kesal.
ia memakan makanan yang dihidangkan Cherry. Cherry menunggunya dengan gaya sedikit arogan.
"tapi ingat, aku tidak akan membayar ini!" ucap wanita tua itu.
"Bitch!!" sahut Cherry kesal.
Pee nuan, pemilik restaurant datang ia memarahi Cherry. Pee nuan meminta maaf pada wanita tua itu, ia akan mengurus masalah ini.
Pee nuan menyuruh Cherry kebelakang. Cherry protes dengan sikap Pee nuan yang membiarkan wanita tua itu seenaknya.
didapur, Pee nuan memarahi sikap Cherry yang buruk terhadap pelanggan.
"kau bekerja baru sebulan disini dan kau sudah berselisih dengan pelanggan?" seru Pee nuan marah.
"makananya sudah matang, dia membatalkannya bu!" sahut Cherry membela diri.
"kau itu pelayan, jangan berselisih dengan pelanggan!! aku sudah memberitahumu sebelumnya" seru Pee nuan.
"pelanggan itu sangat bodoh, aku kesal!" seru Cherry.
"jika kau ingin bekerja disini, jangan berselisih dengan pelanggan! apa
kau masih mau kerja? jika kau ingin bekerja, kau harus menerima semua
peraturan yang ada." ucap Pee nuan lalu beranjak pergi.
Cherry sangat kesal mendengar semua itu.
Cherry membawa beberapa kantong sampah dan satu botol minyak bekas untuk dibuang dibelakang restaurant.
tanpa sengaja, ia menyenggol botol minyak bekas hingga membuat minyak tumpah dan ke halaman orang lain.
pemilik halaman yang melihat itu marah. ia memarahi Cherry yang berbuat
ceroboh sehingga mengotori halamannya. ia berencana untuk melaporkannya
ke polisi.
lalu Pee tom datang dan menolong Cherry, ia menyuruh Cherry untuk mengambil garam.
Pee tom menaburkan garam diatas minyak yang tumpah tadi hingga minyak
meresap pada garam. setelah itu ia menyapu halaman dengan bersih
sementara pemilik halaman terus mengomel.
"terima kasih Pee..." ucap Cherry.
"tidak masalah, lain kali berhati-hatilah!" sahut Pee ramah.
Cherry dan Pee tom pulang kerja bersama-sama. Cherry menanyakan kenapa
Pee ada di london. Pee mengatakan dengan sederhana, ini lebih baik
daripada ia diam dirumah. Cherry mengatakan kalau Pee sama dengan
dirinya, yang tidak melakukan apa-apa jika dirumah.
"kuberitahu, disini kau bisa mendapatkan banyak uang, tapi tidak seperti
dirumah sendiri. aku punya banyak teman polisi disekitar rumahku.
ketika aku tinggal disini dan melihat polisi, aku akan lari secepatnya.
lihat saja nanti, saat aku sudah mengumpulkan uang sebanyak yang
kubutuhkan, aku akan menelepon polisi agar menangkapku." ucap Pee tom.
Cherry tertawa mendengarnya.
Cherry mengirimkan selembar uang untuk ayahnya lewat surat pos. Noon
mengatakan kalau biaya pengirimannya lebih banyak dibandingkan dengan
uang yang dikirim Cherry.
"hey.. ini pertama kalinya aku punya pekerjaan dan uang" seru Cherry. Noon tersenyum.
noon melihat foto ayah Cherry didinding yang tampak tersenyum gembira.
ia merasa heran kalau ayah Cherry ternyata bisa tersenyum.
"aku hanya melihatnya tersenyum dua kali. pertama, saat aku lulus ujian
masuk universitas. dan kedua,saat aku mendapatkan penghargaan" ucap
Cherry.
"ayahmu mempunyai senyum yang indah.." puji Noon. Cherry hanya tersenyum memandang foto ayahnya.
sebelum tidur, Noon melihat kembali rekaman saat kelulusan sekolah. Noon
tersenyum melihat kenangannya saat itu. sesaat kemudian, ia tersadar
seperti melihat seseorang yang familiar lewat begitu saja
dibelakangnya.
Noon mereplay ulang video itu dengan slow motion. dan ternyata orang
yang yang tampak familiar itu adalah Tum, mantan kekasihnya. Noon segera
menutup handicamnya dengan kesal. ia menghela nafas panjang.
keesokannya, Noon dan Cherry berlibur ke Stone Henge. Noon menggambar
two circle di notenya. diam-diam Cherry merekam tingkah Noon. Noon
berteriak kesal dengan ulah Cherry.
Noon dan Cherry naik kereta untuk pulang. didepan tempat duduk mereka, duduk beberapa orang pria remaja.
Salah satu dari pria itu memperhatikan baju yang dikenakan Cherry. lalu ia menyapa Cherry dan Noon.
"bajumu bagus, darimana kau mendapatkannya?" tanya pria itu dalam bahasa inggris.
"aku membuatnya sendiri." jawab Cherry.
"kau membuatnya sendiri? oh.. itu keren!! apa aku bisa memilikinya juga?" seru pria itu.
"tidak, tidak bisa, ini cuma satu." sahut Cherry.
"tidak bisa? ok... aaku sedikit malu." ucap pria itu.
kereta berhenti distasiun, pria itu akan turun distasiun ini, ia pamit pada Cherry dan beranjak pergi.
saat pria itu beranjak, Cherry tersadar karena pria itu memakai kaos
jersey torres dengan nomor punggung 9. sama persis seperti yang
direquest oleh adiknya, angoon. Cherry mengajak Noon turun distasiun
ini.
Cherry memanggil pria tadi dan menawarkan bajunya pada pria itu. dengan
syarat pria itu mau memberikan bajunya pada Cherry. barter baju
ceritanya...
Cherry sangat senang bisa mendapatkan baju yang diinginkan adiknya. Noon bingung dengan apa yang dilakukan Cherry.
Cherry menunjukkan baju yang diinginkan adiknya, Noon akhirnya mengerti, ia ikut tersenyum.
Cherry dan Noon melihat jadwal kereta berikutnya. Chery mengeluh karena kereta berikutnya datang 3 jam lagi.
"apa yang harus kita lakukan?" tanya Cherry pada Noon.
mereka akhirnya memutuskan untuk jalan-jalan sebentar sebelum kereta datang.
Cherry dan Noon melihat gereja yang terlihat seperti istana kecil. sangat indah.
"wow... cantik sekali" seru Cherry kagum.
"terima kasih.." sahut Noon.
"gereja itu!!" seru Cherry.
mereka kemudian duduk untuk menghabiskan waktu.
Noon bertanya kenapa dia sekarang tidak pernah melihat Cherry mendesain
lagi. Cherry menjawab dengan sedikit jutek kalau dirinya tidak punya
pena lagi. Noon tahu kalau Cherry berbohong.
"setelah ini, kita akan kembali bekerja, kan?" tanya Noon.
"iya, tapi aku masih ingin jalan-jalan dulu." sahut Cherry.
Cherry kesal karena Pee nuan memarahinya. Noon menghibur Cherry dengan mengatakan tidak akan ada masalah jika membolos sehari.
keesokannya ditempat kerja masing-masing..
Noon kesal karena ia dipecat dari tempatnya bekerja. begitu juga Cherry
yang sama nasibnya dengan Noon. ia juga dipecat dari pekerjaannya. Pee
nuan menyerahkan amplop pesangon pada Cherry.
Bersambung...
apa yang akan terjadi selanjutnya? apakah mereka bisa melanjutkan kehidupan mereka diluar negeri? lanjut ke part 2 ya....
Big Ben |
London Eye |
London Eye adalah bianglala setinggi 135 m. dibuka tanggal 31 Desember
1999 untuk memperingati millennium baru. London Eye menjadi salah satu
bangunan yang menjadi ciri khas London yang paling terkenal dan saat ini
merupakan bianglala tertinggi ketiga didunia.
Tower Bridge |
Tower Bridge adalah jembatan bermenara tempat penyebrangan paling
terkenal disungai Thames gabungan dari jembatan suspensi dan jembatan
kerek (yang berarti bagian tengah jembatan bisa terpisah naik keatas
untuk memberi jalan kapal yang tinggi yang ingin lewat). letaknya
berdekatan dengan Big Ben. dibuka pada tahun 1894.
Stone Henge |
Stone Henge adalah bangunan pada zaman perunggu dan neolitikum. diperkirakan dibuat pada tahun 2000-2500 SM..
sepulang dari liburan.. Cherry dan Noon dikejutkan dengan pemecatan kerja ditempat mereka bekerja.
Pee Nuan memberikan amplop pesangon untuk Cherry. ia bahkan tidak mengucapkan sepatah katapun karena sudah kesal dengan Cherry.
Pee Nuan memberikan amplop pesangon untuk Cherry. ia bahkan tidak mengucapkan sepatah katapun karena sudah kesal dengan Cherry.
sedangkan Noon protes dengan bosnya kenapa dia dipecat dari pekerjaannya.
"kau tidak masuk seminggu!! jika aku diam saja, maka aku akan disalahkan!" seru bos Noon kesal. Noon hanya bisa pasrah.
Cherry kesal dengan keputusan Pee Nuan yang memecatnya. ia mengambil uang pesangonnya lalu pergi.
Pee Tom mengejar Cherry dan menghentikannya. Tom menghibur Cherry dengan
mengatakan kalau ia akan membuat pesta perpisahan untuk Cherry. Cherry
mengangguk dan tersenyum setuju.
malam harinya, Cherry dan Noon berkaraoke ria di Thai restaurant. Pee
Tom dan karyawan restaurant juga ikut serta. mereka menyanyi bersama
dengan gembira.
Cherry yang tidak melihat keberadaan Pee Tom menyusulnya kedapur. didapur, Pee Tom sedang memasak untuk yang lain.
Cherry mengatakan seharusnya Pee Tom meminta bantuannya. Cherry memberikan Pee Tom secarik kertas berisi alamat e-mailnya.
"e-mail apa? aku tidak tahu cara menggunakannya!!" seru Pee Tom.
"tidak apa.. suatu hari, kau pasti akan tahu, jadi kita bisa mengobrol.." sahut Cherry.
"ok!!" seru Pee Tom. ia mengambil kertas itu dari tangan Cherry lalu menyimpannya disakunya.
Cherry kembali bergabung dengan teman-temannya. karyawan yang lain
memaksa Noon untuk maju kedepan dan bernyanyi. awalnya Noon malu-malu
tapi semua memaksa karena lain kali mereka belum tentu bertemu. akhirnya
Noon bernyanyi dengan ceria dan bersemangat.
sedang asik-asiknya menyanyi dan berpesta, petugas imigrasi dan beberapa
polisi datang. mereka langsung lari pontang-panting untuk bersembunyi.
setelah sampai ditempat persembunyian, Cherry melihat sekeliling, ia menyadari kalau Pee Tom tidak ada.
tak lama kemudian, Pee Tom keluar dari restaurant dengan dikawal polisi.
kedua tangannya sudah terikat rantai borgol. sebelum masuk kemobil
polisi, Pee Tom tersenyum kearah tempat teman-temannya bersembunyi.
Cherry sangat cemas melihat sahabatnya itu tertangkap. ia merasa sedih.
ia mengingat kenangannya saat masih bersama Tom. ia pernah merekam Tom dengan Handicamnya.
FLASBACK
Pee Tom sedang berada didepan loker direstaurant. ia membuka buku yang ada didalam lokernya dan menulis sesuatu.
"apa yang sedang kau lakukan?" tanya Cherry.
"tidak ada!" jawab Pee Tom.
Cherry memaksa Pee Tom untuk melihat apa yang sedang ditulisnya dibuku
itu. Pee Tom menunjukkan buku itu pada Cherry, ternyata isinya adalah
jumlah hari yang sudah dilalui Pee Tom saat berada diLondon.
"sudah berapa hari kau disini?" tanya Cherry.
"tunggu, 3.165 hari." jawab Pee Tom.
FLASHBACK END
ditv, sedang menyiarkan berita mengenai penangkapan imigran gelap, dan
wajah Pee Tom terpampang dalam berita itu. dijelaskan dalam berita,
kalau Pee Tom akan dideportasi ke negaranya.
Cherry dan Noon melihat siaran berita dari pinggir jalan.
"kau orang yang baik, Pee Tom!" komentar Cherry iba.
Cherry memasukkan baju jersey Torres pesanan adiknya kedalam amplop. ia
lalu memasukkan amplopnya kedalam kotak pos. setelah itu, Cherry
mengajak Noon untuk pergi keparis. Noon tersenyum seraya mengangguk.
Cherry dan Noon akhirnya memutuskan pergi ke paris. mereka menenteng koper masing-masing dan menuju kesuatu tempat.
Cherry yang sudah kelelahan, mengajak Noon untuk bermalam dihotel. Noon menolak ajakan Cherry karena mereka harus berhemat.
"hanya satu malam.. kita tidak akan rugi.." ucap Cherry memaksa.
mereka akhirnya telah sampai ditempat tujuan mereka di tempat penginapan gratis untuk pelancong.
saat masuk kedalam, Noon dan Cherry tertegun dengan keadaan didalam penginapan itu. banyak berandalan didalam.
bahkan berandalan itu sempat menggoda Cherry dan Noon.
"How are you, beautiful?" goda salah satu dari berandalan itu.
Cherry metatap kesal pada Noon. Noon meringis dan menawarkan pada Cherry bagaimana kalau mereka menginap dihotel saja.
"terlambat!!" seru Cherry dengan kesal, itu karena ia sudah kelelahan.
"hey.. want to go out with me tonight?" goda berandalan itu lagi.
"banyak omong!!" sahut Cherry jutek. ia lalu beranjak masuk.
berandalan itu kepede an, mereka berpikir kalau Cherry sepertinya menyukainya. wkwkwk
malam harinya, Cherry tidak bisa tidur karena mendengar suara dengkuran
penghuni lain. itu karena dalam satu kamar, berisi banyak orang.
sedangkan Noon tertidur nyenyak. Cherry sangat kesal sehingga ia harus
menutup wajah dan telinganya menggunakan bantal.
Cherry meredam kekesalannya dan memilih untuk mandi. saat membuka baju,
Cherry sepertinya mendengar suara dari bilik sebelahnya. Cherry
mengintip dan sangat terkejut melihat seorang lelaki sedang mandi juga.
"hey..???" seru Cherry terkejut.
"don't worry, i'm engaged." sahut pria itu.
Cherry membulatkan matanya dan tidak dapat berkata-kata lagi.
paginya, Cherry menyeret kopernya dengan kesal dan menjauh dari penginapan itu. Noon mengejarnya dengan bingung.
"Cherry.. tunggu!! ada apa denganmu?" teriak Noon. Cherry diam saja dan
tak menjawab. "kau marah padaku?" tanya Noon lagi. Cherr menghentikan
langkahnya.
"tidak!! aku hanya lapar! ayo cari sesuatu untuk dimakan." seru Cherry. Noon tersenyum.
Cherry mencari dompetnya didalam tasnya. ia panik karena dompetnya hilang.
"sial!! dompetku hilang!!" umpatnya kesal.
"kau sudah mencarinya dengan benar?" sahut Noon ikut cemas.
Noon juga memeriksa dompetnya. ia ikut terkejut karena dompetnya ternyata juga hilang.
"uangku..... uang mu..." teriak Cherry.
"uang kita juga..." rengek Noon.
Noon berseru untuk mengecek pasport mereka. saat Cherry membuka pasport
nya, terjatuh uang koin. koin itu menggelinding. mereka mencoba
mengejarnya dan menangkapnya, namun naasnya, koin itu terjatuh kesungai.
Noon dan Cherry berada didepan apartement kecil. Cherry dan Noon membawa
koper mereka dengan susah payah untuk naik keatas apartement
menggunakan tangga, dikarenakan diapartement itu tidak ada liftnya.
Cherry mengetuk kamar si pemilik apartemen. mereka saling menyapa
menggunakan bahasa thailand. pemilik apartement itu ternyata adalah
orang thailand.
"apa kau Pee Chat?" tanya Cherry. Pee Chat mengangguk.
"apa kalian diberitahu Pee Tom, kau yang menelepon kan?" tanya Pee Chat.
Pee Chat menyuruh mereka untuk masuk kekamar yang akan mereka tempati.
Cherry dan Noon terkejut melihat kamar yang akan mereka tempati. karena
keadaanya sangat berantakan. mereka saling menatap dan meringis.
Cherry dan Noon mulai bersih-bersih merapikan kamar. Cherry memberi
komando untuk memindah sofa dan membawanya keluar agar mereka memiliki
tempat untuk makan.
mereka bekerja sama untuk membersihkan kamar. memindahkan barang yang tidak perlu digunakan agar dapat memperluas area.
mereka juga tidak lupa untuk menempel foto-foto mereka bersama keluarga masing-masing.
selesai merapikan kamar, Cherry menghempaskan badannya keatas kasur.
Noon mengambil pena didalam tasnya, dan memberikannya pada Cherry. sepertinya ia sudah mempersiapkannya.
"hadiah pindahan..." seru Noon.
"terima kasih.." sahut Cherry senang.
Cherry dan Noon bekerja direstaurant milik Pee Chat. mereka mendapat
tugas dibagian dapur untuk memasak. mereka sangat tidak bersemangat
karena tidak menyukai pekerjaan didapur.
"bagaimana kabar kalian?" sapa Pee Chat memeriksa keadaan mereka didapur.
"kita bisa menjadi pelayan.." seru Cherry memohon.
"aku juga bisa berbicara prancis.." sahut Noon. "Hello.. how are you?
Eiffel Tower.. Champs Elise.. I love You.." ucap Noon dalam bahasa
Prancis.
"hebat sekali..." puji Pee Chat. "LANJUTKAN MEMOTONG!!" serunya kemudian. Noon dan Cherry kembali manyun. wkwkwk
Pee Chat memberikan uang gajian mereka yang pertama. Cherry dan Noon bersemangat saat melihat uang ditangan Pee Chat.
Pee Chat memberi mereka berlembar-lembar uang. Cherry dan Noon senang
melihatnya. tapi setelah itu, Pee Chat mengambil, kembali uang gaji
mereka dan hanya menyisahkan 2 lembar saja.
"ini untuk sewa rumahnya.." ucap Pee Chat. "thanks.." lanjutnya, kemudian pergi.
Cherry dan Noon hanya bisa menelan ludah. dan akhirnya Noon membagi selembar uang pada Cherry.
mereka pulang kerumah dengan naik kereta bawah tanah. Cherry melihat trik agar bisa naik kereta gratis tanpa harus membayar.
saat Noon memasukkan uang, dalam mesin pengaman, Cherry buru-buru menempel pada Noon agar bisa lewat tanpa harus membayar.
Noon melihat kecurangan Cherry dan terlihat tidak setuju. Cherry hanya tersenyum licik pada Noon.
setelah sampai dirumah, tetangga sebelah protes pada Cherry, dikarenakan Cherry dan Noon sangat berisik saat menaiki tangga.
bibi tetangga sebelah itu mengomel menggunakan bahasa prancis. Cherry
yang sudah kelelahan dan tak mengerti dengan apa yang dikatakan bibi itu
tidak mau ambil pusing, ia hanya mengucapkan maaf dan ingin
menyudahinya. tapi bibi itu masih terus mengomel.
"i'm sorry... what do you want?" seru Cherry kesal dalam bahasa inggris.
lalu terdengar suara kucing milik bibi itu yang berdiri ditangga.
"tidak boleh ada kucing disini, kau tahu?" seru Cherry. "aku akan bilang pada Pee Chat!!" ancam Cherry.
bibi itu akhirnya mengalah dan memilih untuk kembali kekamarnya.
Cherry sedang menggambar pemandangan gedung didepannya menggunakan pena pemberian Noon.
Cherry pulang terlambat kerumah, setelah sampai rumah, ia membaringkan
tubuhnya diatas ranjang. keadaan dirumah terlihat sangat berantakan.
Cherry selalu menaruh barang miliknya tidak pada tempatnya.
"besok hari libur, apa yang akan kita lakukan?" tanya Cherry pada Noon.
"bereskan barang-barangmu!!" jawab Noon kesal. "kau bisa membangun rumah
yang besar. ruangan sebesar ini, bagaimana bisa kau tak sanggup
merapikannya?" tanya noon.
Cherry bangun dari tempat tidur, ia terlihat sangat malas sekali membereskan rumah.
"aku harus mencuci baju..." ucapnya dengan malas. ia lalu berbaring lagi diranjang.
Noon sangat kesal dengan sikap Cherry. ia membersihkan meja makan,
danmembawa piring-piring kotor kedapur. Noon semakin kesal saat melihat
bak cuci piring sangat penuh. Cherry sepertinya tidak pernah mencuci
piring sama sekali. dirumah, Cherry hanya bisa bermalas-malasan saja.
Noon hanya bisa menghela nafas kesal, ia memutuskan untuk mencuci piring
dan peralatan memasak.
Noon memasak semangkuk bubur untuk makan malam. ia makan bersama Cherry dalam satu mangkuk untuk menghemat biaya pengeluaran.
"sangat lezat.. lain kali, kau masak lagi!" seru Cherry. Noon
mengangguk. "lusa adalah hari ulang tahunmu, bagaimana kita akan
merayakannya?" tanya Cherry.
"tumben kau ingat? padahal sebelumnya kau selalu lupa!" sindir Noon.
"apa kita harus merayakannya? kita buat pesta besar, ok!" seru Cherry.
"apa yang kau maksud pesta besar?" tanya Noon geli. "jangan lupa kita ini miskin!!" ucap Noon.
"baiklah, kita akan melakukannya. aku akan menabung untuk bisa
jalan-jalan diparis malam hari. aku akan menghitung mundur dan akan
menyanyikan lagu happy birthday untukmu." ucap Cherry. Noon tersenyum
dan mengangguk.
Noon mengatakan pada Cherry kalau ia ingin sekali pulang. Cherry
sepertinya tidak suka dengan yang Noon katakan, ia merasa nyaman tinggal
di paris. sedangkan Noon tidak suka, karena mereka harus bekerja
seharian dan tidak bisa jalan-jalan. Noon merasa kalau tangannya kini
menjadi kasar dan pada akhirnya, mereka sering memakan daging kadaluarsa
untuk menghemat biaya.
Noon mengajak Cherry untuk kembali pulang, karena mereka memiliki tiket untuk kembali.
"kita sudah tidak punya tiket itu" ucap Cherry.
"bagaimana bisa tidak punya? bukankah kita selalu pergi bersama?" tanya Noon.
"aku sudah menjualnya." jawab Cherry.
"lalu... kenapa kau tidak bilang?" tanya Noon marah.
"aku ingin mengatakannya, tapi belum menemukan waktu yang tepat!" jawab Cherry membela diri.
"waktu yang tepat? sudah berapa lama kita bersama? sudah 3 bulan, kau
tahu? kau belum menemukan waktu yang tepat, atau kau tidak ingin aku
tahu?" teriak Noon marah.
"kenapa aku tidak ingin kau tahu?" teriak Cherry balik.
"lalu, kenapa kau tidak bilang padaku?" tanya Noon.
mereka akhirnya bertengkar mendebatkan masalah tiket. Cherry tidak mau
mengakui kesalahannya pada Noon, itulah yang membuat Noon marah. Noon
merasa kalau Cherry mengkhianati persahabatan mereka selama ini karena
sudah berbohong.
Cherry juga mengatakan kalau dialah yang membeli tiket itu, jadi mau
kembali atau tidak, itu bukan urusan Noon. semua yang diucapkan Cherry
membuat Noon kecewa. mereka berdua akhirnya bertengkar dan tidak saling
menyapa besoknya.
saat hari ulang tahun Noon, Cherry duduk ditepi sungai sendirian. ia
menyalakan sebuah lilin untuk merayakan ulang tahun Noon. Cherry tampak
sedan melamun. angin yang kencang meniup api lilin itu hingga padam.
Cherry tampak sedih mengenai pertengkarannya dengan Noon.
keesokan harinya, petugas pengiriman barang datang keapartemen dan
mengantar sebuah bingkisan untuk Noon. Noon turun, dan menerima sendiri
bingkisan itu. ia tampak terkejut saat melihat nama dari pengirimnya.
Noon masuk keapartemennya dengan terburu-buru, sesampainya dikamar, Noon
melempar bingkisan itu dengan kesal pada Cherry yang sedang tidur.
Cherry bangun dan terkejut dengan sikap Noon. ia heran melihat wajah
marah diraut muka Noon.
"pasti kau!! kau memberikan alamat kita pada Tum! aku tahu, kau tidak
pernah ingat hari ulang tahunku!!" teriak Noon marah. "apa itu?" tanya
Noon marah seraya menunjuk bingkisan didekat Cherry. "apa kau ingin
membohongiku lagi? katakan semuanya!!!" teriak Noon lagi.
"hey... kau terlalu berlebihan!! aku tidak membohongimu lagi. Tum hanya
ingin menjadi temanmu. kenapa kau sangat marah?" seru Cherry kemudian.
"aku tidak mau menjadi temannya!" sahut Noon kesal.
"benarkah?? lalu kenapa kau selalu melihat videonya? kenapa?" tanya
Cherry kesal. "hanya menjadi teman, kenapa tidak mau! kalian putus, lalu
kau membencinya. Tum sudah tidak mau menjadi pacarmu, dia hanya ingin
menjadi temanmu, apa salahnya!" lanjut Cherry.
"kau yang salah! aku tidak bisa menerima kesalahannya! kau selalu
bertingkah seperti itu, karena itulah kau ada disini." teriak Noon.
"lalu, bagaimana denganmu? bicara seenakknya! kau tidak bisa
menerimanya, karena bicara seenaknya. kau seperti itu, dan Tum tidak
bisa mengatasimu." teriak Cherry lalu pergi.
setelah kejadian itu, mereka berdua semakin bersikap dingin satu sama
lain. mereka Makan sendiri-sendiri, Cherry makan dimeja makan, sedangkan
Noon makan didapur.
malamnya, mereka berdua terlihat tidak bisa tidur. tengah malam, Noon
batuk-batuk dan nampak sedang tidak enak badan. Cherry sedikit khawatir
dengan Noon.
Cherry merasa kesepian tanpa noon. ia duduk sendiri dan meratapi pena pemberian Noon dengan wajah murung.
sedangkan Noon menghabiskan waktunya dengan jalan-jalan disekitar.
sesekali Noon duduk untuk beristirahat, ia merasa badannya kurang sehat
saat ini.
saat menuju kerumah, Noon berpapasan dengan seorang pria yang sedang
berbicara ditelepon di stasiun. pria itu berbicara menggunakan bahasa
thailand. Noon yang penasaran, memutuskan untuk mengikuti pria itu
dengan diam-diam.
pria itu yang merasa ada seseorang yang sedang mengikutinya, ia sesekali
menoleh untuk melihat kebelakang. Noon mengalihkan pandangannya dan
pura-pura tak melihat pria itu.
Noon terus mengikuti pria itu sampai keluar dari stasiun. pria itu
berjalan kesuatu arah, dan berhenti dilampu merah untuk menyebrang. Noon
berdiri disamping pria itu dan pura-pura ikut menyebrang.
Noon yang tidak memperhatikan lampu jalan, hampir saja tertabrak oleh
motor yang melintas. untung saja pria itu menyelamatkan Noon.
"kau orang thailand?" tanya Noon membuka pembicaraan. pria itu mengangguk.
"sudah hijau, kita bisa menyebrang sekarang!" seru pria itu pada Noon lalu jalan pergi.
melihat Noon yang diam saja dan tidak menyebrang, pria itu menghentikan langkahnya dan berbalik melihat Noon.
"kau tidak mengikutiku lagi?" tanya pria itu.
Noon kemudian mengikuti kemana pria itu pergi.
"siapa namamu? aku Noon." ucap Noon.
"aku Tum." jawab pria tadi.
Noon merasa kesal, kenapa pria itu mempunyai nama yang sama seperti nama mantan pacarnya yang menyebalkan.
"nama aslimu?" tanya noon.
"Pisit!" jawab pria itu.
(mulai sekarang kita panggil pria itu dengan nama Pisit).
Noon tanya, apakah Pisit kenegeri ini untuk belajar. Pisit menjawab kalau dulu dia sempat belajar, tapi kini sudah tidak lagi.
"bagaimana denganmu?" tanya Pisit.
"tamasya!" jawab Noon.
"sendirian?" tanya Pisit lagi.
"bersama teman!" jawab Noon.
Pisit menanyakan perihal teman Noon. Noon yang sedang marahan dengan
Cherry nampak tidak suka Pisit menanyakan pertanyaan itu. Noon tidak
menjawab pertanyaan Pisit, ia malah terbatuk-batuk. Pisit memberi noon
sebuah permen. Noon tersenyum senang.
"Bagaimana kau tahu kalau aku orang thailand?" tanya Noon kemudian.
"mengabaikan lalu lintas, dan selalu melihat kearah kanan jalan. hanya orang Thailand yang seperti itu" jawab Pisit.
"wah.. kau pintar.." seru Noon memuji.
"ini bukan soal pintar, pintar bukanlah apa-apa, ini adalah observasi." ucap Pisit.
Noon yang sudah merasa berjalan cukup jauh, bertanya, kemana arah tujuan
Pisit. Pisit menjawab dengan singkat kalau dia mau pulang.
"apa?? kita baru saja bertemu, dan kau mengajakku kerumahmu?" seru Noon.
"aku tidak mengajakmu! jika aku mengajakmu... aku akan mengatakannya! aku hanya memintamu untuk tidak mengikutiku!" sahut Pisit.
"apa maksudmu, aku mengikutimu?" tanya Noon.
Pisit melanjutkan langkahnya, tapi Noon hanya diam saja ditempat dan
hanya melihat Pisit. Pisit menghentikan langkahnya dan menoleh melihat
noon.
"ayo ikut aku, aku sekarang mengajakmu!!" seru Pisit.
Noon tersenyum senang. ia kemudian berjalan mengikuti Pisit menuju kerumahnya.
sesampainya dirumah, Noon tampak terheran-heran dan bengong. Pisit
tinggal di rumah yang didalamnya seperti sebuah gudang penyimpanan.
didalam rumahnya, terdapat sebuah kapal yang besar yang menggantung.
Pisit tidak tinggal sendirian. ia tinggal bersama beberapa temannya.
Pisit mengenalkan Noon pada teman-temannya. teman-teman Pisitberasal
dari beberapa Negara. mereka semua termasuk penduduk asing di perancis.
mereka semua dengan baik menyapa noon. tidak berapa lama seorang wanita
keturunan jepang datang dan menyapa Pisit. Pisit memberinya beberapa
bahan cat untuk melukis pada wanita itu. bahkan ia juga mengenalkan
Noon.
Pisit meminta Noon untuk menunggu sebentar, sementara ia mengambil air
disungai untuk minum. saat sedang menunggu Pisit, Noon terlihat sedang
terbatuk-batuk. tak lama kemudian, Pisit datang dengan membawa ember
berisi air. ia memasak air untuk minum. Noon hanya melihat dengan heran.
"aku masak air!" ucap Pisit memberitahu. Noon mengangguk mengerti.
"ok!" seru Noon.
"mau dingin atau panas?" tanya Pisit menawarkan.
"dingin!" jawab Noon.
"kalau begitu, tunggu sampai airnya dingin!" seru Pisit.
pisit menyalakan pemanas ruangan dengan alat kuno seperti sebuah tungku.
"tidak ada air... tidak ada listrik.. bagaimana kalian bisa hidup?" tanya Noon penasaran.
"itu akan terdengar mustahil bagi siapapun yang tidak pernah
mengalaminya. siapapun bisa tinggal disini, kapan saja!" ucap Pisit.
"berapa biaya sewanya?" tanya Noon.
"gratis!" jawab Pisit.
"umm.. apa tidak masalah dengan pemiliknya?" tanya Noon heran. Pisit menggelengkan kepalanya.
"pemiliknya adalah pemerintahan prancis. tidak ada komplain. hanya saja
suatu saat mereka akan datang untuk mengecek dan mendenda." jawab Pisit.
"ketika mereka datang, apa kalian lari dan bersembunyi, apa seperti itu?" tanya Noon.
"kenapa harus lari? cukup membayar dendanya saja!" jawab Pisit.
Noon terkejut saat mendengar Pisit harus membayar denda sebanyak 2000 Euro.
"kenapa kau mau membayar?" tanya Noon kesal.
"menyelinap dan tinggal disini. tidak masalah jika mereka mendenda kami." jawab Pisit.
"dengan 2000 Euro, kau bisa menyewa rumah yang bagus untuk beberapa bulan!" seru Noon.
"aku suka tinggal disini!" sahut Pisit.
Noon yang melihat teman-teman Pisit sedang sibuk, bertanya apa yang
sedang dilakukan mereka. Pisit memberitahu Noon kalau teman-temannya
sedang sibuk menyiapkan presentasi karena bulan depan waktu bagi mereka
untuk membayar denda. jadi mereka mencari uang untuk membayar denda
dengan mengadakan pertunjukan seni, pesta dan menyediakan beberapa Bir.
"butuh tenaga kerja?" tanya Noon.
"ya!" jawab Pisit seraya mengangguk.
mereka berdua lalu tersenyum malu.
Cherry berjalan mondar-mandir didepan apartement. didekatnya, bibi
tetangga sebelah juga duduk diluar sambil menggendong kucing
kesayangannya. Cherry nampak khawatir dengan Noon yang sudah larut malam
tapi belum juga pulang kerumah. jadi ia memutuskan untuk menunggu Noon
diluar. padahal saat itu, cuaca sedang hujan.
pagi harinya, Cherry yang duduk didekat jendela, ia melihat Noon yang
baru pulang kerumah. semamalam Cherry sepertinya tidak tidur karena
menunggu Noon pulang.
Noon masuk kerumah, ia melepaskan tasnya dan jaketnya lalu membaringkan
tubuhnya diatas ranjang. Cherry hanya menatap Noon dengan kesal.
"darimana saja kau?" tanya Cherry marah.
Noon tidak menjawab. ia malah memnyembunyikan dirinya dibawah selimut.
Cherry yang sudah sangat kesal menunggu Noon semalaman tanpa kabar,
beranjak dari duduknya dan menarik selimut itu dari Noon.
"aku tanya, darimana saja kau?" seru Cherry setengah berteriak.
"bukan urusanmu!!" sahut Noon.
"aku tidak tidur semalaman!" seru Cherry kesal.
"kau tidak ingat? pulang atau tidak, itu urusanku!! tidak ada urusannya
denganmu!" teriak Noon membalikkan kata-kata yang pernah diucapkan
Cherry padanya dulu.
Noon beranjak dari tempat tidur. ia mengambil tas dan jaketnya lalu
pergi lagi. Cherry hanya bisa duduk dengan kesal melihat sikap Noon
padanya.
Noon sedang membagi-bagikan brosur pertunjukan seni yang diadakan Pisit
pada setiap pengguna jalan yang lewat. Noon yang sudah merasakan kurang
enak badan, membagi brosur dengan sedikit terbatuk-batuk. tiba-tiba saja
noon terjatuh pingsan. beberapa orang yang ada disekelilingnya
menghampirinya dan memeriksanya.
apa yang akan terjadi dengan Noon selanjutnya?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar