Berikut adalah dzikir yang dituntunkan oleh Rosulllah
[1] Astaghfirullah (3x)
أَسْتَغْفِرُ اللهَ
"Aku minta ampun kepada Allah (3x)"
[2] Allahumma antas salaam wa minkas salaam tabaarokta yaa
dzal jalaali wal ikrom
اَللَّهُمَّ أَنْتَ السَّلاَمُ، وَمِنْكَ السَّلاَمُ، تَبَارَكْتَ يَا ذَا الْجَلاَلِ وَاْلإِكْرَامِ.
“Ya Allah, Engkau pemberi keselamatan, dan dariMu keselamatan,
Maha Suci Engkau, wahai Tuhan Yang Pemilik Keagungan dan Kemuliaan.” [HR.
Muslim 1/414, no. 591.]
Dalam masyarakat Indonesia, banyak setelah sholat fardhu tidak
membaca istighfar, namun ada yang membaca alhamdulillaah, atau dengan lafal
Astagfirullahal’adzim Alladzi laa ilaaha illa hual hayyul qayyum watubu ilaih.
Jelas lebih utama hanya membaca astaghfirullah (3x), jika lafal
Astagfirullahal’adzim Alladzi laa ilaaha illa hual hayyul qayyum watubu ilaih
itu lebih baik, tentu Rosululloh adalah yang pertama yang mencontohkannya.
Lebih baik mencontoh Rosulluloh dari pada mencontoh selain beliau.
Namun lafal Astagfirullahal’adzim Alladzi laa ilaaha illa hual
hayyul qayyum watubu ilaih dianjurkan dibaca, namun tidak dicontohkan dibaca
setelah sholat fardhu.
[3] Laa ilaha illallah wahdahu laa syarika lah, lahul mulku wa
lahul hamdu wa huwa ‘ala kulli syai-in qodiir. Allahumma laa maani’a lima
a’thoita wa laa mu’thiya limaa mana’ta wa laa yanfau dzal jaddi minkal jaddu.
لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرُ، اَللَّهُمَّ لاَ مَانِعَ لِمَا أَعْطَيْتَ، وَلاَ مُعْطِيَ لِمَا مَنَعْتَ، وَلاَ يَنْفَعُ ذَا الْجَدِّ مِنْكَ الْجَدُّ.
“Tiada Rabb yang berhak disembah selain Allah Yang Maha Esa,
tidak ada sekutu bagiNya. BagiNya puji dan bagi-Nya kerajaan. Dia Maha Kuasa
atas segala sesuatu. Ya Allah, tidak ada yang mencegah apa yang Engkau berikan
dan tidak ada yang memberi apa yang Engkau cegah. Tidak berguna kekayaan dan
kemuliaan itu bagi pemiliknya (selain iman dan amal shalihnya yang
menyelamatkan dari siksaan). Hanya dari-Mu kekayaan dan kemuliaan.” [HR. Bukhari
1/255, no. 844 dan Muslim 1/414, no. 593.]
[4] Subhanallah wal hamdulillah wallahu akbar (33 x). Laa
ilaha illallah wahda, laa syarika lah. Lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa ‘ala
kulli syai-in qodiir.
لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرُ. لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ، لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ، وَلاَ نَعْبُدُ إِلاَّ إِيَّاهُ، لَهُ النِّعْمَةُ وَلَهُ الْفَضْلُ وَلَهُ الثَّنَاءُ الْحَسَنُ، لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُوْنَ
“Tiada Rabb (yang berhak disembah) kecuali Allah, Yang Maha
Esa, tidak ada sekutu bagiNya. BagiNya kerajaan dan pujaan. Dia Mahakuasa atas
segala sesuatu. Tidak ada daya dan kekuatan kecuali (dengan pertolongan) Allah.
Tiada Rabb (yang hak disembah) kecuali Allah. Kami tidak menyembah kecuali
kepadaNya. Bagi-Nya nikmat, anugerah dan pujaan yang baik. Tiada Rabb (yang hak
disembah) kecuali Allah, dengan memurnikan ibadah kepadaNya, sekalipun orang-orang
kafir sama benci.” [HR. Muslim 1/415, no. 594]
[5] Subhanallah wal hamdulillah wallahu akbar (33 x). Laa
ilaha illallah wahda, laa syarika lah. Lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa ‘ala
kulli syai-in qodiir.
سُبْحَانَ اللهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ وَاللهُ أَكْبَرُ (33 ×) لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرُ.
“Maha Suci Allah, segala puji bagi Allah, dan Allah Maha Besar
(33 x). Tidak ada Rabb (yang berhak disembah) kecuali Allah Yang Maha Esa,
tidak ada sekutu bagiNya. BagiNya kerajaan. BagiNya pujaan. Dia-lah Yang
Mahakuasa atas segala sesuatu.”
“Barangsiapa yang membaca kalimat tersebut setiap selesai
shalat, akan diampuni kesalahannya, sekalipun seperti busa laut.” HR. Muslim
1/418, no. 597.
[6] Membaca surat Al-Ikhlas, Al-Falaq dan An-Naas setiap
selesai shalat (fardhu). [HR. Abu Daud (2/86, no. 1523)]
[7] Membaca ayat Kursi setiap selesai shalat (fardhu).
“Barangsiapa membacanya setiap selesai shalat, tidak yang
menghalanginya masuk Surga selain mati.” HR. An-Nasai dalam Amalul Yaum wal
Lailah no. 100 dan Ibnus Sinni no. 121, dinyatakan shahih oleh Al-Albani dalam
Shahih Al-Jami’ 5/339 dan Silsilah Hadits Shahih, 2/697 no. 972.
Dan khusus sholat subuh dan maghrib, disunnahkan untuk membaca
doa berikut sebanyak 10x
[8] Laa ilaha illallah wahdahu laa syarika lah. Lahul mulku wa
lahul hamdu yuhyi wa yumiit wa huwa ‘ala kulli syai-in qodiir
لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ يُحْيِيْ وَيُمِيْتُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرُ
“Tiada Rabb yang berhak disembah kecuali Allah Yang Maha Esa,
tiada sekutu bagiNya, bagiNya kerajaan, bagi-Nya segala puja. Dia-lah yang
menghidupkan (orang yang sudah mati atau memberi roh janin yang akan
dilahirkan) dan yang mematikan. Dia-lah Yang Mahakuasa atas segala sesuatu.”
(Dibaca 10 x setiap sesudah shalat Maghrib dan Subuh) [HR. Tirmidzi (5/515, no.
3474)]
Khusus sholat subuh ada doa seperti berikut,
[9] Allahumma inni as-aluka ‘ilman naafi’a, wa rizqon
thoyyiba, wa ‘amalan mutaqobbala
اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا، وَرِزْقًا طَيِّبًا، وَعَمَلاً مُتَقَبَّلاً
“Ya Allah, sesungguhnya aku mohon kepadaMu ilmu yang
bermanfaat, rezeki yang halal dan amal yang diterima.” (Dibaca setelah salam
shalat Shubuh).[HR. Ibnu Majah no. 925]
[10] Soal Berdzikir Dengan Tasbih
Banyak sebagian orang setelah sholat fardhu mereka berdzikir
dengan kedua tangannya (tangan kanan dan tangan kiri) atau berdzikir dengan
menggunakan tasbih (bijian) yang merupakan suatu perkara baru dalam agama, dari
hadits dibawah ini rasulullah bertasbih dengan jari kanannya. Simak Hadits
shohih yang sama berikut ini.
Dari Abdullah bin Umar Radhiallahu’anhu, dia berkata: “Saya
melihat Rasulullah bertasbih dengan (jari-jari) tangan kanannya.” HR. Abu Dawud
(2/81), At-Tirmidzi (5/521), dan lihat Shahihul Jami’ (4/271, no. 4865).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar