semakin hari kau terlihat semakin lemah,
Tubuhmu terlihat begitu kurus,
tatapan matamu sayu, tenggelam dalam rasa sakit yang kau
derita.
Pada pertemuan minggu terakhir sebelum kau pergi,
Kau ucapkan inginmu padaku, Aku mencoba menahan air mataku,
Namun Aku tetap tak mampu, Aku tahu kau semakin larut dalam
pedihmu.
Ku peluk engkau dengan erat, lalu ku ucapkan bahwa Kau harus
sembuh.
Lalu Aku bersembunyi dari keramaian, bukan karena Aku ingin
mengabaikan sekitar,
Namun Aku lirih dalam linangan air mataku.
Ya Allah bukan Aku tak meyakini kuasa-Mu, namun setiap kali ku
melihat keadaannya,
Dia cenderung tak baik, bahkan semakin hari semakin memburuk.
Kini ku ingat kembali saat Aku berada di Kelas XI SMA.
Mungkin Akulah salah satu gadis kecil yang mungkin akan
berhenti untuk bermimpi,
Namun dalam setiap kali Aku menjengukmu, selalu kau selipkan
nasehat dan harapan padaku.
Bagiku Kau Malaikat kedua di dunia ini yang terus
membangkitkan semangatku.
Aku selalu berpikir, bahwa Kau adalah salah satu alasanku
untuk terus melanjutkan hidupku,
Karenamu dan Karena Ibu Aku akan selalu bertahan,
Sesulit apapun masalah yang sedang kuhadapi, seperih apapun rasa kecewaku,
Semua akan tetap kuhadapi karenamu dan Ibu.
Ku mohon bertahanlah demi Aku, karena Aku juga akan selalu
bertahan untukmu dan Ibu.
Setelah dua minggu berlalu, Kau pun dirawat di rumah Kita dan
Aku melanjutkan Sekolahku di Kota orang.
Tampaknya Kau terlihat begitu senang pada hari itu, sepertinya
Kau akan sembuh,
Tapi Allah berkata lain, Dia menginginkanmu Pulang pada-Nya.
Saat itu suasan rumah tenang dan Aku berkemas untuk kembali ke
kost.
Saat Ibu memanggil-manggil namaku, Aku tak berani datang
padamu,
sebabku tak dapat menahan linangan air mataku, Aku tetap
bersembunyi sampai beberapa tetangga datang ke rumah Kita.
Lalu aku datang padamu, aku berada disampingmu saat itu, Ku
pegang erat tanganmu, dan ternyata denyut nadimu telah hilang.
hari itu aku kehilanganmu, kehilangan salah satu alasanku
bertahan hidup,
kehilangan Malaikat keduaku setelah Ibu.
Kau tak bertahan demi aku, kau meninggalkanku untuk selamanya.
Kau tak bertahan demi aku, kau meninggalkanku untuk selamanya.
Ya Allah Aku selalu menyayangi Dia, bahkan sangat
menyayanginya, namun ternyata Kau jauh lebih menyayanginya.
Ya Allah tempatkan ia disisi terbaik-Mu bersama orang-orang
beriman, ku telah ikhlaskan ia menghadap-Mu.
Setelah beberapa hari Aku tanpamu, Ibu menjagaku dengan sangat
baik, tak berubah sedikitpun,
Ibu mengerti Aku lemah tanpamu.
Telah banyak hal yang terlewatkan, namun Aku tak
menuliskannya,
Namun tenanglah segalanya telah ku lakukan dengan sebaik
mungkin, tentang pesan terakhirmu,
Aku selalu mengingatnya dan itu menjadi motivasi terbesarku
untuk melanjutkan hidup,
Setiap kali Aku mendapat kebahagiaan, sekecil apapun itu ku
selalu ingin menghampirimu
dan bercerita dengan nisanmu, mungkin aku terlihat begitu
bodoh, seperti anak kecil yang bercerita dengan batu.
Namun Aku tak perduli, Aku Rindu padamu, akan selalu ku
lakukan itu, Jika Aku tak sempat datang menghampirimu,
Aku selalu menghampirimu dalam setiap do'aku.
Sekarang Aku telah Lulus dari Kuliahku,
Tepatnya pada tanggal 16 Juli 2013 yang lalu, saat itu
keadaanku sedang kurang sehat,
Namun aku tetap bersemangat, dalam 1 jam perjalanan dari rumah
ke kampus,
aku terus berdo'a dan mengingat tentang pesan terakhirmu,
Aku mengikuti persidangan itu dengan baik,
Aku sangat khawatir tidak lulus, sebab saat pengumuman namaku
tidak disebutkan,
kata Mereka aku harus mengulang persidangan lagi minggu depan.
Saat itu aku merasa telah mengecewakanmu dan Ibu, hatiku
hancur mengingat pesan terakhirmu.
Namun ternyata, aku dikerjain oleh para dosen, air mataku
telah berlinang saat itu,
sebab aku tak ingin pulang dan mengabarkan pada siapapun bahwa
aku tidak lulus.
Alhamdulillah ternyata aku menjadi salah satu lullusan
terbaik,
Aku bahagia, bukan karena apa yang telah ku capai, tapi aku
bahagia telah pernah memilikimu,
pernah menerima pesan terakhirmu. Ku persembahkan nilai ini
untukmu dan Ibu.
Ku yakin engkau tersenyum melihatku dari sana.
Pada Ramadhan kali ini, beberapa hari yang lalu, salah satu
sahabatmu telah membuat hatiku menangis,
dia mengingatkan Aku akan sosokmu, dia berkata "sekarang
kalau Tadarus pulangnya ga sama Bapak nya lagi ya"
Aku tertunduk dan hanya tersenyum saja, namun ku tahan air
mataku, ya,,,
Aku masih ingat setiap kali Ramadhan Kau memang begitu rajin
menungguku sampai selesai tadarus.
Setelah Ramadhan ini, aku akan datang ke makam mu bersama Ibu
dan keluarga kita yang lain.
Aku selalu memutar Video itu, Video dimana Aku masih kecil,
saat itu aku masih SD, disana Kau terlihat begitu bahagia berada di pesta
pernikahan Kakak.
Mungkin itulah obat rinduku bila ku ingin melihatmu bicara,
Video berdurasi panjang dalam acara pernikahan Kakak.
Beberapa bulan lagi aku wisuda, Aku sangat ingin ada Engkau di
hari itu,
Namun bagaimana mungkin itu terjadi, sedangkan Engkau telah
bahagia disisi Allah.
Tentang pesan terakhirmu, Aku akan tetap berikan yang terbaik untukmu dan Ibu.
Aku selalu berdo'a agar Kau terus tersenyum bahagia dalam
Surga Cinta-Nya.
Aamiin Allahumma Aammiin...
Aku Kangen Bapak :(
Tidak ada komentar:
Posting Komentar